Kamis, 11 Juli 2019

Thirteen Equals One


        Our vicar is always raising money for one cause or another, but he has never managed to get enough money to have the church clock repaired. The big clock which used to strike the hours day and night was damaged during the war and has been silent ever since.
One night, however, our vicar woke up with a start: the clock was striking the hours! Looking at his watch, he saw that it was one o’clock, but the bell struck thirteen times before it stopped. Armed with a torch, the vicar went up into the clock tower to see what was going on. In the torchlight, he caught sight of a figure whom he immediately recognized as Bill Wilkins, our local grocer.
‘What are you doing up here Bill?’ asked the vicar in surprise.
‘I’m trying to repair the bell,’ answered Bill. ‘I’ve been coming up here night after night for weeks now. You see, I was hoping to give you a surprise.’
‘You certainly did give me a surprise!’ said the vicar. ‘You’ve probably woken up everyone in the village as well. Still, I’m glad the bell is working again.’
‘That’s the trouble, vicar,’ answered Bill/ ‘It’s working all right, but I’m afraid that at one o’clock it will strike thirteen times and there’s nothing I can do about it.’
‘We’ll get used to that Bill,’ said the vicar. ‘Thirteen is not as good as one, but it’s better than nothing. Now let’s go downstairs and have a cup of tea.’ L.G. Alexander – Developing Skills (page 14)



Tiga Belas Sama dengan Satu
            Pendeta kita selalu mengumpulkan uang untuk satu alasan atau lainnya, tetapi dia tidak pernah berhasil untuk mendapatkan cukup uang untuk menyuruh seseorang memperbaiki jam gereja. Jam besar yang dulunya berdentang siang dan malam, rusak pada saat perang dan telah mati sejak saat itu.
Satu malam, rupanya pendeta kita bangun terkejut. Jam tersebut jam tersebut berdentang pukul satu. Melihat jam tangannya, dia melihat bahwa saat ini jam satu tepat, tetapi bel berbunyi 13 kali sebelum berhenti. Dilengkapi dengan obor, pendeta itu naik ke menara jam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Dalam sinar obor, dia menangkap bayangan seseorang yang segera dia kenali sebagai Bill Wilkins, penjual lokal bahan makan kita.
“Apa gerangan yang sedang kamu lakukan di atas sini, Bill?” tanya pendeta itu terkejut.
“Aku sedang mencoba memperbaiki bel ini”, jawab Bill. “Aku telah datang kemari malam demi malam selama satu minggu ini. Taukah kau, aku berharap memberimu sebuah kejutan”.
“Kamu pasti sudah berhasil memberiku sebuah kejutan!” kata pendeta tersebut. “Kamu mungkin telah membangunkan semua orang di desa ini juga. Tetapi aku senang be itu berbunyi lagi”.
“Itulah masalahnya, pendeta” jawab Bill. “Bel ini bekerja dengan baik, tetapi aku khawatir bahwa setiap jam satu tepat, bel ini akan berdentang 13 kali dan tidak ada yang bisa aku lakukan tentang hal ini”.
“Kita akan tebiasa dengan hal itu, Bill” kata pendeta. “Tiga belas tidaklah sebagus seperti satu, tetapi lebih baik daripada tidak. Sekarang marilah kita turun dan minum secangkir teh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar